Tanpa Terasa gelaran Jazz Atas Awan 2015 yang merupakan rangkaian dari acara Dieng Culture Festival sudah di ambang mata. Tepat di tanggal 31 Juli 2015, pagelaran musik nan asyik itu akan dihelat di Pelataran Candi Arjuna, Dieng. Sejak awal adanya acara ini saya selalu mengikuti.
Jazz Atas Awan pertama kali digelar pada tahun 2013. Kala itu saya datang bersama rombongan Sekawan & Friends band yang menjadi salah satu pengisi acara. Longsor yang terjadi di kawasan gardu pandang Tieng menyebabkan akses jalan tertutup untuk mobil. Kami pun harus memutar lewat Banjarnegara, dengan jarak tempuh 2 kali lipat lebih jauh dari biasanya. Cerita Jazz Atas Awan 2013 bisa dibaca di sini.

Tahun 2014 Sekawan & Friends kembali mengisi panggung Jazz Atas Awan. Berbeda dengan tahun sebelumnya, jika pada tahun 2013 Jazz Atas Awan dilangsungkan pada hari Minggu sebagai penutup Dieng Culture Festival, maka tahun 2014 dilangsungkan pada sabtu malam.
Secara konsep pagelaran tahun 2014 lebih matang, hanya saja ketika eksekusi ada beberapa catatan merah. Panitia kurang memperhatikan besarnya animo masyarakat yang ingin menyaksikan acara ini. Jalanan macet total, dan akses keluar masuk kendaraan sangat sulit. Namun terlepas dari semua kekurangannya, acara yang bersamaan dengan penerbangan lampion dan kembang api ini cukup sukses. Dalam keadaan hamil muda, saya masih bisa ikut-ikutan nyanyi di suhu 4 derajat dan pulang pukul 2 pagi haha. Catatan perjalanan saya juga sudah saya tuliskan di sini.
Lagi-lagi tahun 2015 ini saya juga ditelfon panitia Jazz Atas Awan. Mereka mengharapkan SNF bisa kembali tampil, namun sayangnya tahun ini kami absen. Alasannya tentu saja urusan masa depan studi hahaha. Jazz Atas Awan tahun ini dilangsungkan pada hari jumat sebagai acara pembuka, padahal sabtunya Yoel wisuda. Selain itu Christian persiapan recital drum, sedangkan yang lainnya sibuk ngurus skripsi haha. Semoga tahun depan bisa main disana lagi.
Nah, bagi kalian yang selo, ada baiknya datang ke Dieng pada tanggal 31 Agustus alias hari jumat besok. Mengapa saya menyarankan Anda vakansi ke dataran tinggi tersebut? Karena tiap kita memang butuh piknik supaya otaknya nggak gampang korslet #halah hehehe.
Selama ini Jazz Gunung di Bromo selalu dibilang sebagai pagelaran musik jazz di tempat tertinggi. Sejak ada Jazz Atas Awan tentu saja pernyataan mereka menjadi tidak berlaku lagi. Dengan ketinggian 2100 m dpl, tentu saja Jazz Atas Awan merebut gelar pagelaran jazz di tempat paling tinggi. Tidak hanya ini, acara ini juga menjadi pagelaran musik dengan suhu paling dingin. Tahun kemarin aja di suhu 4 derajat. Itu dingin banget sodara.
Tahun ini ada yang special dari Jazz Atas Awan, yakni keikutsertaan Sudjiwotejo sebagai line artis yang mengisi acara. Tahun 2013 saya sempat nonton pentasnya dia di Java Jazz Festival dan itu cihuy sangat. Nah, bayangin seorang Sudjiwotejo pentas di tempat terbuka berpayung bintang gemintang dan siluet perbukitan itu bakalan super duper keren. Kita bisa mendegar suara saxophone menembus dinginnya malam. Bagi seorang naturalis kaya saya itu pasti bakal jadi pengalaman yang seru abis. Ntar ujung-ujungnya jadi baper deh ahahaha.
Gratis! Ya, acara ini bakalan gratis. Siapa sih yang nggak mau gratisan? Kalo saya sih mau hehe. Oya, seperti yang saya bilang tadi acara Jazz Atas Awan ini merupakan rangkaian dari Dieng Culture Festival. DCF sendiri merupakan ritual budaya tahunan yang digelar oleh warga Dieng. Puncak acara DCF sendiri pada hari minggu berupa pemotongan rambut bocah gimbal di pelataran Candi Arjuna. Jadi usai nonton Jazz Atas Awan kalian bisa nginep di Dieng dan lanjut mengikuti rangkaian acara DCF. Dijamin pasti seru.
Bagi kalian yang akan pergi ke Dieng atau memang sudah berencana ke Dieng untuk nonton Jazz Atas Awan ataupun DCF, saran saya bawalah pakaian yang mendukung. Lupakan wedges dan hotpants. Ganti dengan jaket tebal, syal, penutup kepala, sepatu, dan atribut yang bisa memberi kehangatan. Jika diperlukan pelukan erat juga bisa menghangatkan lho #eh huahahaha. Bagi kalian yang nggak punya pasangan, baru putus dari pasangan, baru saja ditinggal nikah calon gebetan, siap-siap baper deh ahaha. Etapi siapa tau malah dapat jodoh disana, iya kan? Iyain aja deh haha.
Jadi, udah siap buat nonton Jazz Atas Awan?
Salam rangsel hitam,saya adalah salah satu pnggemar rangsel hitam. Semoga suatu saat bisa bertemu dengan Renjana Suluh Arcapada š
Terimakasih sudah berkenan baca-baca tulisan di ranselhitam š
Sama-sama,,Wonosobonya di mna mbak? Siapa tau kalo saya kejawa bisa bertandang ke sana š
Aha saya Wonosobonya Selomerto, namun sekarang domisili sudah di Jogja š
Emmm,, Rencananya gk lama lagi mau ke dieng,, Sekalian ke tempat kakek di pagentan ,, kn sekalian mau minta berbagi pngalaman sama pemilik Ransel Hitam,, tpi…. Mlh dah di jogja,, š