Bagi kebanyakan orang minum secangkir kopi di pagi hari bisa menjadi pemicu semangat untuk menjalani hari. Usai menyesap secangkir kopi seolah-olah ada energi baru yang tersuntikkan ke dalam tubuh. Tak heran jika akhirnya minum kopi menjadi semacam ritual pembuka pagi. Bahkan sampai ada kalimat “secangkir kopi, secangkir semangat”.
Mungkin hal tersebut benar adanya. Tapi bagi saya, minum secangkir kopi di kala pagi justru bisa berubah menjadi petaka. Ritual ngopi yang seharusnya berjalan nikmat dan khidmat akan berubah menjadi momen yang menyiksa. Apa mau dikata, menderita maag sejak duduk di bangku SMP membuat saya tidak bisa bersahabat dengan kopi.
Namun selain alasan tersebut sejatinya saya memang tidak terlalu menyukai kopi dan segala hal pahit lainnya. Cukup hidup aja yang pernah pahit, minuman mah jangan, ahahaha. Lagipula saya tidak bisa merasakan nikmatnya kopi. Bagi saya semua kopi itu rasanya sama, pahit. Bahkan kopi susu pun masih ada pahit-pahitnya.
Meski tidak bisa menikmati secangkir kopi di kala pagi seperti orag-orang kebanyakan, saya memiliki “secangkir kegembiraan” lainnya yang jauh lebih ampuh dibanding kopi. Dia tidak hanya mampu mencipta bahagia dan menebarkan semangat, namun apa yang dia lakukan jauh lebih dari itu. Dia mampu mengubah hidup saya dan hidup orang-orang yang “menyesapnya”. And this is my cup of happiness…


Jadi, apakah Anda juga bisa merasakan “secangkir bahagia” yang saya rasakan? 🙂
iya, tadi udah minum secangkir kopi pahit. hehehehe..!!!!
Dulu saya gak suka kopi, tapi belakangan justru menderita semboyan itu: rasanya lemes kalau gak ngopi… dan kopi paling nikmat itu kalau dinikmati sambil duduk menikmati matahari terbit atau terbenam
wah kopi emang nikmat…
Kalau punya sakit maag, ngopi nya harus lebih selektif mbak. Pakai kopi jenis arabika yg masih fresh dan seduh nya pake paper filter. V60 misalnya, insya Allah aman 😁