Selamat Menjejak 3, RanselHitam!

“Ini bukan tentang seberapa banyak tanah baru yang telah dijelajahi, seberapa tinggi gunung yang pernah didaki, seberapa hebat petualangan yang telah dilalui, atau seberapa sering kaki ini melangkah. Tapi ini lebih tentang seberapa banyak kisah yang bisa dibagi” Beberapa tahun lalu, saat masih bekerja di pabrik kata-kata yang lama dan menulis di blog lama mendadak… Read More Selamat Menjejak 3, RanselHitam!

Pacarilah Pendaki Gunung, Nduk!

Pacarilah pendaki gunung, Nduk! Kelak, kalau saya punya anak perempuan mungkin nasihat itu akan saya berikan kepada anak gadis saya, hahaha. Bukan karena obesesi saya punya pacar pendaki gunung nggak kesampaian. Justru karena mas pacar itu pendaki, saya jadi ngrasain gimana asyiknya punya pacar yang suka naik-naik gunung. Banyak orang bilang pendaki gunung itu gak… Read More Pacarilah Pendaki Gunung, Nduk!

Seperti Pohon

Menjulang dengan gagah, semakin tinggi Mencengkeram dengan erat, semakin dalam Tak roboh diterpa angin Menghidupi burung-burung Menghidupi rerumputan Menghidupi serangga Menghidupi mata air Meneduhkan Menentramkan Harusnya hidup memang seperti itu Bertumbuh dan berbuah di mana pun ditanam ~ Januari 2014~

Dongeng Alas Kaki

Halo perkenalkan teman saya yang namanya Coki. Dulu ditebus dari lapak di Jalan Mataram dekat Malioboro dengan harga tujuh puluh. Dibeli gara-gara sepatu lama sudah rusak. Lantas Si Coki menjadi teman setia saat jalan kemana-mana, dari pantai, gunung, candi, hingga perut bumi. Seingat saya perjalanan perdana Coki bermulai di Semarang. Ikut ciamsi di Klenteng Sam… Read More Dongeng Alas Kaki

Pemenang Turnamen Foto Perjalanan Ronde 29

Saya bocah yang terlahir di dataran tinggi. Tumbuh besar di antara halimun, gigir gunung, dan aroma ilalang basah yang tertimpa cahaya mentari. Karena itu saya sangat mencintai gunung dan segala kehidupan yang ada di sekitarnya, serta tidak bisa tinggal di tempat di mana gunung tinggi tidak terlihat. Melihat foto-foto gunung selalu membawa keriaan dan kenangan… Read More Pemenang Turnamen Foto Perjalanan Ronde 29

Payung Teduh dan Nada Keempat yang Hilang

Temaram langit senja menemani perjalanan saya meninggalkan Magetan untuk kembali ke Jogja. Kesiur angin menerbangkan anak rambut saya yang kala itu memilih duduk di sambungan gerbong. Di antara laju kereta yang terus menderu, saya dan Faa berbincang tentang banyak hal. Mulai dari langkah demi langkah yang telah kami tapaki, mimpi-mimpi yang ingin digenapi, hingga perdebatan… Read More Payung Teduh dan Nada Keempat yang Hilang

September, Oktober. Dan Lalu?

September diawali dengan sahabat yang berpulang dengan cara yang begitu mengejutkan. September diawali dengan duka dan kehilangan yang sangat mendalam. September di awali dengan tangisan kesedihan. Lantas dilanjutkan dengan hari-hari yang tak lagi sama. Semua berubah, semua berbeda, sedikit limbung. Tapi apakah semua akan berhenti sampai disini? Sedangkan hari-hari masih menanti untuk terus dijalani dan… Read More September, Oktober. Dan Lalu?