Payung Teduh dan Nada Keempat yang Hilang

Temaram langit senja menemani perjalanan saya meninggalkan Magetan untuk kembali ke Jogja. Kesiur angin menerbangkan anak rambut saya yang kala itu memilih duduk di sambungan gerbong. Di antara laju kereta yang terus menderu, saya dan Faa berbincang tentang banyak hal. Mulai dari langkah demi langkah yang telah kami tapaki, mimpi-mimpi yang ingin digenapi, hingga perdebatan… Read More Payung Teduh dan Nada Keempat yang Hilang

September, Oktober. Dan Lalu?

September diawali dengan sahabat yang berpulang dengan cara yang begitu mengejutkan. September diawali dengan duka dan kehilangan yang sangat mendalam. September di awali dengan tangisan kesedihan. Lantas dilanjutkan dengan hari-hari yang tak lagi sama. Semua berubah, semua berbeda, sedikit limbung. Tapi apakah semua akan berhenti sampai disini? Sedangkan hari-hari masih menanti untuk terus dijalani dan… Read More September, Oktober. Dan Lalu?

Teruslah Bertualang, Perempuan Pemberani!

Hai kamu! Iya kamu, perempuan kecil dengan nyali yang jauh lebih besar dibanding tubuhmu, dengan semangat yang menggebu, dengan mimpi menggunung, dengan karya-karya yang menginspirasi, dan juga dengan level kegilaan yang di atas rata-rata. Selamat bertualang di keabadian ya! Jangan lupa ajak malaikat untuk poto-poto dengan pose gila seperti yang biasa kamu lakukan saat mbolang… Read More Teruslah Bertualang, Perempuan Pemberani!

Setahun Menata Hati & Melangkah Sendiri

Ternyata sudah setahun lebih satu bulan ya. Gak kerasa. Waktu sepertinya berjalan sangat cepat dan semakin cepat. Masih ingat jelas bagaimana saat-saat pertentangan hati dimulai, antara terus bertahan untuk berjalan beriringan atau memutuskan untuk mengakhiri semuanya dan memilih jalan sunyi sendirian. Banyak orang menyesalkan keputusan yang saya ambil, bahkan orang-orang terdekat pun banyak yang menyuruh… Read More Setahun Menata Hati & Melangkah Sendiri

Kelana & Jogja Java Carnival 2011

Lama tak mendengar kabarnya, akhirnya saya kembali bertemu Kelana. Tak ada yang berubah darinya, masih tetap tinggi, legam, dan rambut yang semakin acak-acakan. Sorot mata yang tajam dan senyum yang selalu saya bilang sebagai -senyum paling menyebalkan- muncul dari wajahnya yang malam itu terlihat begitu lelah. Tanpa basa-basi menanyakan kabar dia langsung mencelaku “Keluyuran kemana… Read More Kelana & Jogja Java Carnival 2011